Hibernasi Ditemani Hujan

Hello, readers. . .

Besok aku mulai sekolah lagi setelah masa hibernasi alias liburan semester. Kenapa aku nyebut hibernasi? Ahahahaha...
eng..ing..eng... Jawabannya adalah karena slama liburan ini kerjaan aku boleh dibilang mirip beruang tak berduid.. hahaha.. cuman tidur-bangun-makan-tidur-bangun-baca komik-tidur lagi. Gitu-gitu doank.

Aaah, tapi sepanjang masa hibernasi ini kan sering ujan. Lhah, sekarang kita bahas hujan.
Entah kenapa menurutku hujan selalu membawa romantisme tersendiri. Kmaren aja pas lagi baca komik di ruang depan. Tiba-tiba ujan turun. Dan enggak tau kenapa aku mulai nyoret-nyoret halaman kosong dibelakang komik. Aku nulis puisi! Wow, ternyata hujan membawa inspirasi!

H.U.J.A.N

Aku cinta hujan
Ketika matahari tak lagi cerah
Ketika matahari merana
Merana dalam basah
Karna air yang menutupi segalanya

Atau bahkan ketika
Matahari mencoba
Cerah dalam basah
Maka, tampaklah ia
Pelangi hujan
Warnanya, kilaunya
Membuatku tertawa

Yaah, begitulah kira-kira bunyinya. Emmh, ini puisi pertama yang tak ciptakan secara gak sengaja.

Hujan. Bagi aku hujan keren banget. Karena hujan mengandung air. Dan aku kagum banget sama filosofi tentang air. "Air. Mengalir bukan karena ia lemah. Bukan karena mngikuti kontur tanah. Tapi air, mengalir dengan kelenturannya melewati bebatuan. Air dengan kekuatannya menyusup hingga batuan itu pecah." Aku suka ngikuti filosofi itu. Aku suka bekerja sendiri diam-diam. Aku suka ketika aku berhasil dengan cara kerjaku itu. Hahahaha, keliatan egois gak sih? Emang lagi gini nih suasana hati, lagi egois banget. Hahahaha..

Adu..duh.. jaitan bekas operasiku kok nut-nutan nih. Gawat. Mau istirahat dulu deh. Aduh..duh.. sakit bener deh...

*Makasih buat Mas Tamam. Arigato Tamam Senpai, smangat nulisku jadi tumbuh Mas! Hahahaha, abis akir-akir ini lagi males nulis sbenernya ;D.

Adu..duh.. kenapa nih, sakit beneeer. . .